Tuesday 6 March 2012

Sejaeah Islam

Abdullah bin Abbas

ABDULLAH BIN ABBAS, sahabat Rasulullah Saw. Nama lengkapnya Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf al Quraisy; terkenal dengan sebutan Ibnu Abbas (I’ab). Saudara sepupu Rasulullah Saw. ini lahir di Mekah ketika Bani Hasyim berada dalam pemboikotan di Syi’ib sekitar tahun 618 M dan wafat di Thaif dalam tahun 687 M/68 H.

Beliau mendapat beberapa julukan, misalnya Al-Bahr (Samodera) karena keluasan ilmunya, seperti dikatakan oleh Ibnu Umar, “Ibnu Abbas adalah orang yang paling mengetahui tentang apa yang diturunkan kepada Muhammad Saw, diantara orang-orang yang masih tinggal”. Al-Hibr (Si Ganteng) karena kegantengan dan kegagahannya, seperti dikatakan oleh Masruq, ”Ibnu Abbas adalah orang yang paling gagah”, dan Tarjumanul-Qur’an (Juru Bicara Al-Qur’an) karena beliau menguasai Al-Qur’an sebagaimana kesaksian Ibnu Umar tersebut. Oleh karena itu banyak mufassir yang merujuk kepada pendapat beliau, misalnya Maulana Muhammad Ali dalam tafsirnya The Holy Qur’an (1917)—yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia, seperti Indonesia, Jawa, Belanda, Jerman, Rusia, Spanyol, dll.—huruf muqaththa’at (singkatan dalam permulaan surat seperti Alif, Lam, Mim, pada permulaan surat ke-2 Al-Baqarah, ke-3 Ali-Imran, ke-29 Al-Ankabut, ke-30 Ar-Rum, ke-31 Luqman, dan ke-32 As-Sajdah, artinya Aku, Allah, Yang Maha-tahu, karena menurut I’ab huruf Alif singkatan Ana (Aku), Lam singkatan Allah dan Mim singkatan a’lamu (yang Maha-tahu). Demikian pula huruf-huruf singkatan pada permulaan 23 surat lainnya. Biasanya huruf-huruf singkatan itu tak diterjemahkan oleh para mufassir.
Di samping itu, beliau juga seorang yang banyak meriwayatkan hadist Nabi, baik yang diterima langsung dari Nabi sendiri maupun dari para sahabat, seperti: Abbas, ayahanda beliau sendiri, Ummu Fadhil Lubadah, ibunda beliau sendiri, Maimunah, mak cik beliau sendiri, Abu Bakar Shidiq, Umar bin Khathab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Mu’adz bin Jabal, dll., yang beliau meriwayatkan sebanyak 1660 hadits.
Para sahabat yang menerima hadist dari beliau antara lain: Ibnu Umar, Tsa’labah bin Thufail dan Abu Thufail, sedang dari kalangan tabi’in antara lain: Abu Umamah bin Sahl, Sa’id bin Musayyab, Abdullah bin Harits bin Naufal dan Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf.
Sahabat yang mendalam dan luas ilmunya ini pada zaman khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman menjadi hakim dalam pemerintahan masing-masing dan Ali mengangkatnya sebagai Guberbur Basrah. Pada masa pemerintahan Muawiyah (661-680) kembali ke Hijaz dan tinggal di Thaif sampai akhir hayatnya.